Diskusi Terpumpun Menghimpun yang Terserak

Kendati karya tentang Sukarno sangat banyak dituliskan oleh orang perorang, serta diupayakan pengumpulannya oleh berbagai lembaga dari tahun ke tahun, diyakini masih banyak cerita, peristiwa, dan pemikiran Sukarno yang belum tereksplorasi. Hal ini diungkapkan Wakil Ketua Komisi X DPR RI Agustina Wilujeng Pramestuti dalam kegiatan Diskusi Kelompok Terpumpun atau Focus Group Discussion (FGD) Penelitian Sejarah bertema “Penetapan Lini Masa: Mencari dan Menemukan Informasi Sejarah tentang Bung Karno dari Seluruh Dunia” yang digelar Perpustakaan Nasional RI, Senin (14/2/2022).
Agustina mencontohkan pengalamannya ketika berkunjung ke Morotai, Maluku Utara. Ia bertemu dengan orang yang pernah mengalungkan bunga ketika Sukarno meresmikan sekolah menengah pertama di sana. Narasi dari sumber-sumber primer semacam itu, menurut Agustina, perlu diintegrasikan dan dikumpulkan dalam satu wadah yang dapat diakses masyarakat luas melalui teknologi kekinian yang digemari masyarakat.
“Saya mengusulkan untuk dilaksanakan Kongres Sejarah Sukarno, sebuah kongres yang akan mengundang berbagai elemen masyarakat yang terkait dengan Sukarno,” kata Agustina. Hasil Kongres Sejarah Sukarno rencananya akan dilanjutkan dengan suatu program bertajuk Sukarnopedia.
FGD Penelitian Sejarah ini merupakan langkah awal menuju Kongres Sejarah Sukarno tersebut. Diskusi bertujuan merumuskan lini masa Sukarno, sejak lahir hingga wafat, yang kemudian digunakan sebagai pedoman untuk melacak sumber-sumber primer terkait.
Kepala Perpustakaan Nasional RI Muhammad Syarif Bando merespon baik rencana kegiatan tersebut dan menyatakan siap bekerja sama dengan lembaga dan pihak terkait. Melalui UPT Proklamator Bung Karno di Blitar, Perpustakaan Nasional berupaya mengumpulkan seluruh hasil karya Sukarno, termasuk naskah pidato honoris causa Sukarno di berbagai negara.
Plt. Direktur Riset Teknologi, Pengembangan, dan Pengabdian kepada Masyarakat, Kemdikbud Ristek RI Teuku Faisal Fathani juga menyambut gagasan pengumpulan sumber-sumber primer mengenai Sukarno. “Penggalian informasi dapat dilakukan melalui skema penelitian penugasan bagi peneliti atau pusat studi dari konsorsium PTN/PTS yang memiliki rekam jejak baik, untuk memperkuat informasi dan jejak langka Bung Karno di dalam dan luar negeri,” usul Teuku.
Turut hadir dalam kegiatan ini Kepala Arsip Nasional Imam Gunarto, Ketua Masyarakat Sejarawan Indonesia Agus Mulyana, Ketua Program Studi Doktor Sejarah FIB Undip Singgih Tri Sulistiono, Pengajar Program Studi Doktor Sejarah FIB Undip Yety Rochwulaningsih, Pemimpin Redaksi Suara Merdeka Gunawan Permadi, Ketua KPID Jawa Tengah M. Aulia Assyahaddin, serta Ketua Ikatan Jurnalis Televisi Indonesia (IJTI) Jawa Tengah Teguh Hadi Prayitno selaku moderator.*
Penulis: Khusnul Khatimah