Konten Media, Pustakawan Pun Perlu Belajar Membuat Konten

Librarian talk series ke 9 berlangsung pada Kamis, 30 September 2021 hadir dengan bekerjasama dengan sekolah konten mengusung tema Pentingnya Pembuatan Konten oleh Pustakawan untuk Meningkatkan Minat Literasi. Menghadirkan narasumber yang berpengalaman dibidangnya yang juga merupakan pengajar Sekolah Konten , Zata Ligouw. Acara dipandu oleh kepala sekolah konten Azmi Ali Sani. Libtalk series 9 menghadirkan tema yang fresh sesuai dengan perkembangan zaman yang sangat berhubungan erat dengan konten media sosial. Sudah seharusnya, pustakawan bisa membuat konten agar perpustakaan bisa lebih dikenal oleh masyarakat.
Saat ini pada masa pandemi ketertarikan pada media sosia semakin menguat, apalagi dengan perpustakaan yang tidak banyak beroperasi secara offline dan beralih ke online. media sosail dapat digunaan sebagai salah satu media menyebarkan literasi dan promosi perpustakaan kepada khlayak umum. dengan tugas pustakawan yang usdah cukup banyak, namun kita juga ditantang untuk dapat membuat konten yang menarik. hal pertama yang perlu dilakukan adalah mengaudit program apa saja yang dapat di tayangkan, hendaknya dalam proses ini setidaknya setiap bulan sekali sudah memikirkan konsep dan program dalam jangka waktu tertentu dan disesuaikan dengan kegatan yang ada. yang ke dua berdiskuti dengan tim tentang konten yang akan ditampilan, ke tiga menganalisa target audience, yang keempat adalah survey kegiatan yang menarik bagi audience dan yang terakhir adalah menentukan penanggung jawab program terbut.
Dengan banyaknya platform mediasosial yang ada, kita dapat memilih dengan ketertatikan tertinggi pengguna kita, sperti pada saat ini media sosial instgaram dan tiktok masih menduduki peringkat teratas sebagai pengguna. contoh-contoh kegiatan yang dapat dijadikan konten oleh perpistakaan adalah seperti visual story telling, review book of the week, kampanye one week one book, kompetisi foto buku favorit, komunitas perpustakaan dan lain sebagainya. Saat ini dengan konten masih banyak tampilan visual yang ditonjolkan, diharapakan para pustakwan mampu menumbuhkan ide-ide serta mengeksekusi sehingga konten tersebut dapat ditampilan dan menjadi slah astu saran pengikat bagi pmeustaka pada perpustakaan kita dan promosi pada kahalayk yang belum mengetahui perpustakaan kita.
Untuk mengawali membuat Konten lebih jauh kak Zata memberikan tips, bahwa kita bisa gunakan alat yang seadanya terlebih dahulu diikuiti belajar teknik-teknik pengambilan gamabar atau video, sehingga semakin waktu konten yang bisa kita berikan dapat meningkat kualitasnya. Konten perpustakaan tidak harus selalau berhubungan dengan buku, namun juga bisa menjaga dan melibatkan para pustakawan dan pemustaka untuk hadir dalam media sosial kita, sehingga mereka dapat terlibat langsung dengan media sosial dan tidak seolah-olah berinteraksi dengan robot/admin yang kaku. kembali pada manfaatnya jika media sosial digunakan untuk saling berinterasi dan bukan informasi satu arah saja.
Libtalk kali ini yang berlangsung selama 2 jam diikuti peserta dari seluruh Indonesia dengan latar belakang pustakawan, mahasiswa, pemerhati, tenaga pendidik hingga masyarakat umum yang berjumlah 318 peserta yang hadir secara langsung melalui zoom meeting serta diikuti melalui melalui channel youtube radio WBS perpusnas 33 peserta. Semoga kehadiran Libtalk mendatang membawa tema-tema yang menarik dan dapat memberikan inspirasi pagi semua yang peduli dengan perpustakaan dan literasi. Siaran ulang zoom Libtalk sesi ke 8 bisa disaksikan di akun youtube WBS Radio Perpusnas.