Berita pujasintara

Libtalk Sesi 6 : EKSISTENSI PUSTAKAWAN SEKOLAH DIMASA PANDEMI

Image

Berbagi cerita Pustakawan Sekolah Memberikan Sumber Informasi dan Bacaan di Masa Sekolah Online

Libtalk hadir kembali sesi ke 6, pada hari Kamis 15 Juli 2021 pukul 09.00 Libtalk kali ini hadir kembali dengan tema Eksistensi Pustakawan Sekolah Dimasa Pandemi : Berbagi cerita Pustakawan Sekolah Memberikan Sumber Informasi dan Bacaan di Masa Sekolah Online. Hariyani Prasetyaningtyas Kepala Perpustakaan Sekolah BPK Penabur Cirebon sebagai narasumber yang memiliki pengalaman dalam mengembangkan perpustakaan sekolah berbasis digital yang sangat relevan dengan situasi sekarang. Acara dipandu oleh Ahmad Hidayah dan dibuka oleh Ibu Fathmi, selaku pustakawan utama Perpusnas RI memberikan arahan kegiatan Libtalk yang ingin dibangun untuk berbagi dan berjejaring sesama para pustakawan dan pegiat literasi agar dapat bersama-sama mengembangkan literasi dan ilmu pengetahuan bidang perpustakaan.

Pada saat pandemi seperti sekarang, tentu saja semua kegiatan belajar mengajar tatap muka dihentikan dan beralih dalam bentuk daring. Tak terkecuali, perpustakaan. Kegiatan di perpustakaan pun terpaksa dihentikan. Maka dari itu, perpustakaan dituntut untuk beralih secara daring guna memberikan sumber informasi dan bacaan agar gerakan literasi sekolah tetap bisa berjalan. Hal ini tentu saja menjadi tantangan tersendiri bagi pustakawan bagaimana caranya tetap bisa menyediakan sumber informasi pada siswa di masa pandemi. Kak Hariyani Prasetyaningtias atau lebih akrab disapa kak Yayas, memberikan pengalaman dan kiat-kiat pustakawan agar bisa bertahan dalam situasi pandemi, memenuhi kebutuhan informasi siswa dengan memberikan sumber informasi dan bacaan di masa sekolah online

Kondisi perpustakaan di kala pandemi, membuat pustakawan sekolah dituntut untuk kratif membuat program yang adaptif dalam menyediakan sumber bacaan untuk siswa. Kak Yayas mendorong agar pustakawan lebih kreatif salah satunya dengan memberikan sumber-sumber bacaan digital. Melalui sumber bacaan digital, siswa tetap bisa mengakses bacaan sehingga layanan perpustakaan tetap bisa berjalan. Dalam hal ini, kak Yayas memberikan contoh Perpustakaan Sekolah BPK Penabur Cirebon yang sudah memiliki koleksi digital yang terintegrasi dalam website perpustakaan https://digilib.penaburcirebon.sch.id/index.html. Siswa bisa mengakses koleksi digital dari rumah dengan cara memasukan username dan password. Selain penyediaan sumber bacaan digital, diperlukan promosi kepada para siswa dengan cara menampilkan koleksi digital pada website yang menarik dan media sosial. Hal ini bertujuan agar koleksi digital dapat dimanfaatkan secara maksimal oleh siswa. Bagi perpustakaan yang belum mempunyai koleksi digital dikarenakan kendala seperti biaya pengadaan, tetap bisa menyediakan sumber digital gratis seperti koleksi buku digital dari iPusnas, kemendikbud, atau sumber-sumber bacaan lain yang secara legal bisa digunakan.

Dengan demikian, eksistensi atau keberadaan pustakawan sekolah tetap bisa dirasakan manfaatnya bagi siswa dalam memenuhi kebutuhan informasi. Sehingga, layanan perpustakaan sebagai wujud dari gerakan literasi siswa tetap bisa berjalan.

Libtalk kali ini yang berlangsung selama 2 jam diikuti peserta dari seluruh Indonesia dengan latar belakang pustakawan, mahasiswa, pemerhati, tenaga pendidik hingga masyarakat umum yang berjumlah 800 peserta yang hadir secara langsung melalui zoom meeting serta diikuti melalui melalui channel youtube radio WBS perpusnas 100 peserta. Semoga kehadiran Libtalk mendatang membawa tema-tema yang menarik dan dapat memberikan inspirasi pagi semua yang peduli dengan perpustakaan dan literasi. Siaran ulang zoom Libtalk sesi ke 6 bisa disaksikan di akun youtube WBS Radio Perpusnas.