Berita pujasintara

Libtalks Seri Penelusuran: Sumber Informasi Kedokteran

Image

23 Februari 2022 – Libtalks atau Librarian Talk merupakan kegiatan Pusat Jasa Informasi Perpustakaan dan Pengelolaan Naskah Nusantara (Pujasintara) yang menjadi ajang promosi layanan referensi Perpustakaan Nasional (Perpusnas). Layanan referensi Perpusnas merupakan layanan profesional yang diberikan kepada masyarakat Indonesia berupa penyediaan informasi yang sesuai dengan kebutuhan masyarakat. Bentuknya antara lain, penyediaan koleksi perpustakaan, layanan referensi (tanya pustakawan melalui e-mail dan chat), diseminasi informasi terseleksi. Selain itu, Libtalks juga menjadi tempat penunaian fungsi pengembangan dan supervisi layanan referensi. Pengembangan layanan referensi dapat terealisasi dengan tema yang sesuai dengan kebutuhan pustakawan referensi. Supervisi layanan referensi dilakukan dengan interaksi antar pustakawan di dalam Libtalks.

Libtalks di tahun 2022, berencana akan mengambil tema-tema keterampilan teknis. Libtalks kali ini adalah Libtalks Seri Penelusuran khusus di bidang kedokteran. Libtalks perdana pada tahun 2022 ini berlangsung pada Rabu, 23 Februari 2022 hadir dengan narasumber praktisi pustakawan dari Fakultas kedokteran dari Universitas Tarumanagara, Ambar Pratiwi. Acara dipandu oleh Achmad Riyadi Alberto, pustakawan referensi virtual Perpustakaan Nasional RI. LibTalk akan hadir dengan tema yang lebih teknis terkait sumber penelusuran informasi berbagai disiplin ilmu, dengan hadir perdana mengusung disiplin ilmu kedokteran. Acara dibuka oleh Bapak Arief Wicaksono, selaku Subkoordinator Layanan Referensi Perpusnas.

Di era pandemi seperti sekarang, perpustakaan dituntut tetap bisa melakukan pelayanan guna memenuhi kebutuhan informasi bagi pemustaka. Pustakawan sebagai garda terdepan harus bisa melakukan inovasi agar kebutuhan informasi tetap terpenuhi. Perpustakaan kedokteran Universitas Tarumanagara merupakan salah satu perpustakaan yang bisa menjadi percontohan sebagai perpustakaan yang aktif dalam melakukan pemenuhan kebutuhan informasi bagi pemustaka di era pandemi. Perpustakaan Tarumanagara dituntut melakukan pendistribusian modul sebagai bahan referensi untuk civitas akademika. Kak Ambar menuturkan, untuk memenuhi tuntutan tersebut perpustakaan melakukan berbagai cara yaitu dengan cara promosi. Promosi perpustakaan dilakukan dengan via medsos, pendidikan pemakai, titip BEM, titip dosen, dan via G-form. Langkah ini cukup efektif dalam menampung masukan dari civitas akademika Universitas Tarumanegara dalam pengadaan sumber informasi yang dibutuhkan.

Kini, Perpustakaan Universitas Tarumanagara memiliki koleksi kurang lebih 26.500 eksemplar, dengan jumlah pemustaka aktif 1700. Perpustakaan juga menyediakan sumber informasi online yang bisa diakses secara gratis, yaitu dengan melanggan berbagai jurnal dari Springer dan Ovid. Selama webinar berlangsung, Kak Ambar melakukan praktik bagaimana melakukan penelusuran informasi melalui Springer dan Ovid. Kak Ambar menjelaskan, tidak semua jurnal yang ada dalam Springer dilanggan oleh Perpustakaan, dikarenakan harga yang relatif mahal. Akan tetapi, Kak Ambar memberikan sumber alternatif lain yang bisa digunakan yaitu penelusuran melalui PubMed, Ovid, Web Of Science, Sciencedirect, Cochrane Library, dan Google Cendekia. Diantara beberapa mesin pencari, Connected Papers merupakan mesin pencari yang paling membantu dalam pencarian informasi. Connected Papers merupakan wakil dari artikel yang publish di Semantic Scholars yang bisa diunduh secara gratis.

Selain melakukan pencarian melalui sumber yang dilanggan, Perpustakaan Universitas Tarumanagara juga melakukan jaringan dan kerjasama antar perpustakaan untuk memenuhi kebutuhan informasi pemustaka. Jejaring dilakukan dengan merujuk pemustaka untuk menggunakan E-resources Perpustakaan Nasional RI serta bergabung bersama Hellis (Health Literature, Library, and Information Services) Indonesia yang merupakan jejaring antar perpustakaan khusus kedokteran di bawah Kementerian Kesehatan. Poin terakhir yang disampaikan oleh Kak Ambar, bahwa pustakawan harus terus belajar dan berbagi. Dengan terus belajar akan mendapatkan banyak ilmu dan dikatakan berhasil ketika bisa berbagi dan bermanfaat bagi orang lain.

Diskusi berlangsung selama 2 jam dengan berbagai pertanyaan seputar sumber informasi kedokteran dan cara berjejaring. Diikuti peserta dari seluruh Indonesia dengan latar belakang pustakawan, mahasiswa, pemerhati, tenaga pendidik hingga masyarakat umum yang berjumlah 310 peserta yang hadir secara langsung melalui zoom meeting serta diikuti melalui melalui channel youtube radio WBS perpusnas 52 peserta. Semoga kehadiran Libtalk mendatang membawa tema-tema yang menarik dan dapat memberikan inspirasi pagi semua yang peduli dengan perpustakaan dan literasi. Siaran ulang zoom Libtalk perdana tahun 2022 bisa disaksikan di akun youtube WBS Radio Perpusnas.

Rekaman Libtalks Sumber Informasi Kedokteran dapat dilihat di https://www.youtube.com/watch?v=EEFWNuJd9-o&t=1493s

 

Penulis: Susi Setiyani, Ayu Kartika Putri

Editor: Arief Wicaksono