27 Mei 2021 – Sekretaris Daerah Provinsi Lampung beserta rombongan melakukan kunjungan kerja ke Perpustakaan Nasional RI dalam rangka konsultasi dan koordinasi perpustakaan dengan Kepala Perpustakaan Nasional RI Drs. Muhammad Syarif Bando, MM. Rombongan kunjungan yang terdiri dari:<ol><li class="ql-align-justify">Ir. Fahrizal Darminto, M.A (Sekretaris Daerah Provinsi Lampung)</li><li class="ql-align-justify">Dra. Ratna Dewi, M.M (Kepala Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Provinsi Lampung)</li><li class="ql-align-justify">Nella Wati, M.M (Pustakawan Madya)</li><li class="ql-align-justify">Ir. Mirza Yunizar (Kepala Seksi Bangunan Dians Perumahan, Pemukinan dan Cipta Karya</li><li class="ql-align-justify">Ir. Andyzon Octadinata (Konsultan)</li></ol> Kunjungan diawali dengan berkeliling ke beberapa layanan di Perpustakaan nasional yang tepatnya di Pusat Jasa Informasi Perpustakaan dan pengolahan Naskah Nusantara dipandu oleh tim kunjungan dan tour perpustakaan yaitu Sdr. Yayi Swastikaningtyas Insani dan Resti Fatmawati. Layanan yang dikunjungi adalah:<ol><li class="ql-align-justify">Lantai 7 ~ Layanan Anak dan Layanan Lansia dan Disabilitas</li><li class="ql-align-justify">Lantai 8 ~ Layanan Audio Visual</li><li class="ql-align-justify">Lantai 9 ~ Layanan Naskah Nusantara</li><li class="ql-align-justify">Lantai 21 &amp; 22 ~ Layanan Monograf Terbuka</li><li class="ql-align-justify">Lantai 24 ~ Layanan Budaya Nusantara</li></ol> Dalam kunjungan layanan tersebut, Sekda dan rombongan melihat koleksi yang dimiliki Perpusnas yang sangat beragam, dan pada kesempatan ini pula disampaikan juga bahwa mereka tertarik untuk mengirimkan karya video layanan perpustakaan Provinsi Lampung untuk bisa ditayangkan di video torn yang dimiliki Perpusnas.Selanjutnya rombongan diterima oleh Kepala Perpustakaan Nasional RI. Bapak. Drs. Muhammad Syarif Bando, MM dengan tujuan Berkoordinasi dan Konsultasi Perpustakaan. Perpustakaan Nasional RI sesuai tugas, fungsi dan wewenangnya melaksanakan pembinaan, pengembangan, evaluasi, dan koordinasi terhadap pengelolaan perpustakaan.

Kunjungan Sekretaris Daerah Provinsi Lampung ke Perpustakaan Nasional RI

Medan Merdeka Selatan, Jakarta&nbsp;– Kegiatan Diskusi Naskah Nusantara adalah kegiatan rutin bulanan yang diselenggarakan Kelompok Pengkajian dan Pengembangan Naskah Nusantara, Bidang Layanan Koleksi Khusus (LKK) bekerjasama dengan Masyarakat Pernaskahan Nusantara (Manassa), organisasi profesi filolog dan peneliti naskah. Seri Diskusi Naskah ke-16 kali ini mengulas lebih lanjut bagaimana isi teks Uttaraśabda dengan narasumber pembicara Dr. Abimardha Kurniawan, peneliti naskah-naskah Merapi-Merbabu&nbsp;Korpus Uttaraśabda sendiri di dunia kurang lebih ada sebanyak 26 naskah, 8 di antaranya ada di Perpusnas RI, yaitu koleksi CS. Naskah Merapi-Merbabu koleksi Perpustakaan Nasional RI telah lama menjadi sorotan para Peneliti dari dalam dan luar negeri. Naskah-naskah yang diciptakan di skriptoria atau tempat penulisan naskah di sekitar lereng Gunung Merapi dan Merbabu ini menggunakan aksara yang berkesan “arkais,” tidak seperti aksara Jawa yang dikenal saat ini. Aksara tersebut dikenal dengan aksara buda atau tulisan gunung. Ada sekitar 350-an naskah Merapi-Merbabu koleksi Perpustakaan Nasional RI. Salah satunya yaitu Uttaraśabda yang memiliki lima varian teks. Variasi-variasi bacaan tersebut selanjutnya dapat menjadi tolak ukur bagaimana perubahan-perubahan pandangan masyarakat pengguna naskah.Pembahasan tentang Uttaraśabda pada dasarnya membawa kita kepada salah satu karakteristik karya “tutur” yang berisi ajaran tentang teologi, kosmologi, dan soteriologi. Teks Uttaraśabda menguraikan pandangan tentang situasi pada periode kehancuran (sanghara), di mana terjadi begitu banyak terjadi peperangan, wabah penyakit, serta bencana lainnya di alam manusia. Teks Uttaraśabda menjabarkan teori dan praktik, semuanya bermuara kepada konsep keselamatan (soteriologi) melalui praktik pembacaan mantra yang disebut “maweda.” Uttaraśabda menempati posisi penting sebagai teori untuk khazanah tekstual dalam koleksi Merapi-Merbabu yang kaya akan teks-teks mantra. Karena itulah teks ini tidak bisa diabaikan ketika ingin melihat perubahan pandangan keagamaan yang terjadi secara paradigmatik (historis) maupun sintagmatik. Dan tentunya, yang terpenting, merekonstruksi kehidupan keagamaan masyarakat di lingkungan pengunungan Jawa yang selama ini masih belum diketahui secara utuh, khususnya di lingkungan skriptoria Merapi-Merbabu.Uttaraśabda secara umum berisi konsep keselamatan di zaman kehancuran atau kekacauan. Uttaraśabda merupakan salah satu karya yang masuk ke dalam kategori “tutur.” Karya naskah “tutur” (ingatan memori) dikonsepkan sebagai karya-karya yang berisi ajaran filosofis-relijius (Pigeud, 1967). Sedangkan teks dalam Uttaraśabda berisikan dialog-dialog yang membahas mengenai konsep theologi, kosmologi dan soteriologi.Menurut Uttaraśabda cara untuk selamat serta terhindar dari bencana dan kehancuran adalah dengan cara kembali ke pada awal mula proses penciptaan itu sendiri, atau re-creation. Konsep soteriologi dalam uttarasabda dapat dianggap sebagai jawaban atas tantangan zaman pada masanya.

Seri Diskusi Naskah Nusantara ke-16: “Uttaraśabda sebagai Konsep Keselamatan dan Akhir Zaman”

Usulan PAHLAWAN NASIONAL untuk beberapa tokoh berikut ini:<ol><li>Rohana Kudus</li><li>A.E Kawilarang</li><li>Prof. Sardjito</li><li>Kahar Muzakir</li></ol>Maka Kelompok Layanan Surat kabar lama melakukan pencarian data dalam koleksi yang dimiliki oleh Surat Kabar Lama.Tahapan pencarian data tersebut diantaranya:<ol><li>Pengecekan Koleksi di katalog Layanan Surat Kabar Lama</li><li>Mengambil koleksi dari susunan rak di lantai 8 c dan 9c yang diperkirakan ada data pahlawan tersebut.</li><li>Menelusur satu per satu halaman (finger googling) koleksi Surat kabar.</li><li>Apabila data yang dicari ketemu maka langkah selanjutnya adalah scan artikel data yang ditemukan.</li><li>Setelah proses scan selesai, maka data disusun menjadi sebuah makalah dengan lampiran foto-foto artikel yang diperoleh dari proses pencarian surat kabar lama.</li><li>Pelaporan dan evaluasi.</li></ol>Adapun proses penelusuran bertempat di layanan surat kabar lama terjilid di gedung 7-9 gedung layanan perpustakakan Nasional Salemba, yang dimulai dari hari rabu-jum’at, 12-14 Juni 2019.

KELOMPOK LAYANAN SURAT KABAR LAMA– PENELUSURAN INFORMASI LAYANAN SURAT KABAR LAMA TERJILID SALEMBA

Perpustakaan Nasional sebagai lembaga yang menyediakan sumber informasi dan menawarkan nilai-nilai inklusif dengan memberikan layanan kepada seluruh lapisan masyarakat memiliki peran penting dalam mewujudkan Sustainable Development Goals (SDGs) atau Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. SDGs merupakan suatu rencana aksi global yang disepakati oleh para pemimpin dunia, termasuk Indonesia, guna mengakhiri kemiskinan, mengurangi kesenjangan dan melindungi lingkungan. SDGs berisi 17 tujuan dan 169 target yang diharapkan dapat dicapai pada tahun 2030.&nbsp; Tujuan Pembangunan Berkelanjutan meliputi 17 butir berikut: 1) pengentasan kemiskinan; 2) tidak adanya kelaparan; 3) kesehatan dan kesejahteraan yang baik; 4) pendidikan berkualitas; 5) kesetaraan gender; 6) air bersih dan sanitasi; 7) energi bersih dan terjangkau; 8) pekerjaan layak dan pertumbuhan ekonomi; 9) industri, inovasi dan infrastruktur; 10) mengurangi kesenjangan; 11) kota dan komunitas berkelanjutan; 12) konsumsi dan produksi yang dapat dipertanggungjawabkan; 13) mengenai perubahan iklim; 14) pemeliharaan sumber daya laut; 15) pemeliharaan sumber daya darat; 16) kedamaian, keadilan dan lembaga yang efektif institusi yang kuat; 17) kerja sama global untuk mencapai tujuan.&nbsp;Berikut merupakan langkah penting yang dilakukan Perpusnas yang tercermin dalam Renstra Perpusnas, dalam rangka mensukseskan pencapaian Tujuan Pembangunan Berkelanjutan: <ol><li class="ql-align-justify">1. Menghapus kemiskinan dalam segala bentuknya, dimana saja. Perpustakaan mendukung tujuan ini dengan menyediakan akses publik ke informasi dan sumbernya yang memberi kesempatan kepada semua orang untuk memperbaiki kehidupan mereka.﻿﻿</li><li class="ql-align-justify">2. Mengakhiri kelaparan dan mencapai keamanan pangan dan perbaikan gizi dan memajukan pertanian berkelanjutan, Perpustakaan mendukung tujuan ini dengan menyediakan akses publik bagi petani ke sumber-sumber daring (online), misal harga-harga komoditi di pasar lokal, laporan cuaca, dan alat pertanian baru.</li><li class="ql-align-justify">3. Memastikan hidup yang sehat dan memajukan kesejahteraan semua orang di semua usia. Perpustakaan mendukung tujuan ini dengan menyediakan hasil riset di perpustakaan rumah sakit dan (lembaga) kesehatan untuk mendukung pendidikan dan praktik medis bagi penyedia layanan kesehatan</li><li class="ql-align-justify">4. Memastikan kualitas pendidikan yang inklusif dan adil serta mempromosikan kesempatan belajar sepanjang hayat bagi semua. Perpustakaan mendukung tujuan ini dengan menyediakan staf yang didedikasikan untuk mendukung program literasi usia dini dan pembelajaran sepanjang hayat, akses ke informasi dan penelitian untuk semua siswa dimanapun, ruang (dan peluang) inklusif dimana biaya bukan penghalang untuk (menambah) pengetahuan dan keterampilan baru.</li><li class="ql-align-justify">5. Mencapai kesetaraan gender dan memberdayakan semua perempuan dan anak perempuan. Perpustakaan mendukung tujuan ini dengan menyediakan program dan layanan yang didesain untuk memenuhi kebutuhan perempuan, seperti, informasi tentang hak (perempuan) dan kesehatan.</li><li class="ql-align-justify">6. Memastikan ketersediaan dan pengelolaan air serta sanitasi yang berkelanjutan bagi semua. Akses untuk mendapatkan informasi berkualitas dan praktik-praktik terbaik yang mendukung pengelolaan air lokal dan proyek sanitasi.</li><li class="ql-align-justify">7. Memastikan akses ke energi yang terjangkau, dapat diandalkan, berkelanjutan dan modern bagi semua. Perpustakaan mendukung akses gratis dan terpercaya untuk mendapatkan listrik dan penerangan untuk membaca, belajar dan bekerja.</li><li class="ql-align-justify">8. Mempromosikan pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan, dan inklusif, kesempatan kerja yang penuh dan produktif serta pekerjaan yang layak bagi semua. Perpustakaan mendukung tujuan ini dengan menyediakan akses untuk mendapatkan informasi pelatihan keterampilan yang dibutuhkan semua orang untuk mencari, melamar dan mendapatkan pekerjaan yang lebih baik.</li><li class="ql-align-justify">9. Membangun infrastruktur yang tangguh, menggalakkan industrialisasi yang berkelanjutan dan inklusif dan mengembangkan inovasi. Perpustakaan mendukung tujuan ini dengan menyediakan perpustakaan umum dan perpustakaan khusus yang tersebar luas dan pustakawan yang profesional, ruang-ruang publik yang ramah dan inklusif dan akses untuk mendapatkan TIK, misalnya akses internet berkecepatan tinggi yang mungkin tidak tersedia di tempat lain.</li><li class="ql-align-justify">10. Mengurangi ketimpangan dalam dan antara negara. Perpustakaan mendukung tujuan ini dengan menyediakan ruang-ruang yang ramah dan netral untuk pembelajaran yang terbuka bagi semua orang termasuk kelompok yang termarjinalkan seperti: imigran, pengungsi, golongan minoritas, masyarakat lokal dan penyandang disabilitas.</li><li class="ql-align-justify">11. Membuat kota dan permukiman manusia menjadi inklusif, aman, tangguh dan berkelanjutan. Perpustakaan mendukung tujuan ini dengan menyediakan Lembaga/institusi terpercaya yang diabdikan untuk mempromosikan keterlibatan dan pemahaman tentang kebudayaan.</li><li class="ql-align-justify">12. Memastikan pola konsumsi dan produksi yang berkelanjutan, perpustakaan mendukung Sistem berkelanjutan untuk berbagi dan mensirkulasikan bahan (perpustakaan) yang mengurangi limbah.</li><li class="ql-align-justify">13. Mengambil tindakan segera untuk memerangi perubahan iklim dan dampaknya, perpustakaan mendukung rekod/catatan/dokumentasi historis tentang penggunaan daratan dan perubahan pantai.</li><li class="ql-align-justify">14. Menghemat dan menjaga kesinambungan dalam menggunakan samudera, laut dan sumber daya untuk pembangunan yang berkelanjutan. Perpustakaan mendukung dengan menyediakan hasil riset dan data yang diperlukan untuk menginformasikan kebijakan perubahan cuaca.</li><li class="ql-align-justify">15. Melindungi, memulihkan dan meningkatkan pemanfaatan berkelanjutan ekosistem darat, mengelola hutan secara berkelanjutan, memerangi desertifikasi, dan menghentikan degradasi tanah cadangan serta menghentikan hilangnya keanekaragaman hayati. Perpustakaan mendukung dengan menyediakan akses terbuka untuk mendapatkan informasi untuk pedoman pembuatan keputusan oleh pemerintah lokal dan nasional tentang berbagai hal/kegiatan, misalnya berburu, memancing, penggunaan lahan, dan pengelolaan air.&nbsp;</li><li class="ql-align-justify">16. Mendorong kehidupan masyarakat yang damai dan inklusif untuk pembangunan berkelanjutan, menyediakan akses terhadap keadilan bagi semua, dan membangun institusi yang efektif, akuntabel dan inklusif di semua tingkatan. Perpustakaan mendukung tujuan ini dengan menyediakan akses publik untuk mendapatkan informasi tentang pemerintahan, masyarakat madani, dan institusi/lembaga lainnya.</li><li class="ql-align-justify">17. Memperkuat sarana pelaksanaan dan merevitalisasi kemitraan global untuk pembangunan berkelanjutan. Perpustakaan mendukung tujuan ini dengan menyediakan jaringan global dari lembaga-lembaga berbasis komunitas, diutamakan untuk mendukung rencana pengembangan/pembangunan lokal/nasional.</li></ol>

Peran Perpustakaan Nasional RI dalam mewujudkan Sustainable Development Goals 

Perpustakaan Nasional Republik Indonesia menyelenggarakan Sosialisasi Pemanfaatan layanan Digital Perpusnas di Provinsi Riau pada tanggal 25 s.d 27 Januari 2021. Kegiatan tersebut dilaksanakan melalui layanan bimbingan pemustaka dan layanan keanggotaan yang berlokasi di Universitas Lancang Kuning, Pekanbaru Riau. Tercatat 1.024 pendaftar baru berdomisili provinsi Riau pada kurun waktu kegiatan tersebut.“Momen ini dimanfaatkan oleh Perpustakaan Nasional&nbsp;untuk memberikan layanan yang menurut saya sangat efektif dan bagus sekali untuk kami yang berada di daerah wilayah Riau sehingga kami masyarakat Riau bisa langsung membuat kartu Perpustakaan Nasional Republik Indonesia yang InsyaAllah manfaatnya sangat besar sekali” tutur Dr. Suriani, S.Ag., SS., M.Si. selaku ketua Forum Perpustakaan Perguruan Tinggi wilayah Provinsi Riau yang juga mengikuti sosialisasi dan layanan bimbingan pemustaka serta melakukan pencetakan kartu anggota.Kegiatan ini juga bertepatan dengan Talkshow Peningkatan Indeks Literasi Masyarakat dengan tema “Penguatan Sisi Hulu dan Hilir Budaya Baca Guna Peningkatan Indeks Literasi Masyarakat Indonesia” dan penandatanganan Nota Kesepahaman antara Perpustakaan Nasional RI dengan Pemerintah Provinsi Riau dan Pemerintah Kota Pekanbaru Serta 15 Perguruan Tinggi Se-Provinsi Riau pada tanggal 26 Januari 2021.Kegiatan yang berlangsung selama tiga hari ini dilaksanakan dengan menerapkan protokol Kesehatan. Sosialisasi pemanfaatan Layanan Digital Perpusnas ini mendapat apresisasi yang baik dari masyarakat dan civitas akademika seperti yang disampaikan oleh Eva Rosandri ASN di Sekretariat DPRD Pekanbaru “Ini adalah kartu perpustakaan nasional yang saya dapatkan dengan sangat mudah di gedung pascasarjana Universitas Lancang Kuning, membuat nya tidak pakai menit hanya beberapa detik saja cukup tersenyum saat difoto.” Eva juga mengucapkan terima kasih kepada tim yang mengurus hal ini.Hal senada juga disampaikan oleh Devi Rahmat dosen Universitas Lancang Kuning yang telah terdaftar sejak tahun 2017 yang baru selesai mencetak kartu anggota Perpusnas. “Banyak sekali kemudahan dan fasilitas yang saya terima sejak menjadi anggota perpustakaan ini, artikel sangat lengkap dan langganannya cukup banyak” ujarnya. Devi juga menambahkan bahwa layanan cetak kartu tidak sampai dua menit langsung jadi.Selain civitas akademika, masyarakat seperti pegiat literasi juga turut mengikuti kegiatan ini. Salah satunya Pamula Trisnasuri pegiat literasi (TBM Terata Literasi) dari Pekanbaru yang turut mempromosikan layanan perpustakaan dan mengajak untuk membudayakan membaca dengan menggunakan aplikai IPusnas.“Selain kita dapat mengakses segala macam ilmu pengetahuan yang ada pada situs Perpustakaan Nasional, kita juga bisa mempelajari artikel yang sangat bermanfaat.” Kata Abdul Hafiz&nbsp;pegiat literasi (Komunitas Baca Al Kindi) Riau yang juga mengikuti kegiatan ini.Mahasiswa juga turut serta mengikuti kegiatan diatas dan mengucapkan terima kasih kepada Pepustakaan Nasional yang telah menyelenggarakan kegiatan tersebut. “kesan saya untuk pengurusan kartu Perpustakaan Nasional cukup mudah dan juga petugasnya ramah-ramah” menurut Muhammad Carlis&nbsp;salah satu mahasiswa yang mengikuti sosialisasi pemanfaatan layanan Perpusnas.

Sosialisasi Pemanfaatan Layanan Digital Perpusnas di Riau

Jakarta—Kabupaten Batang Hari memiliki gedung baru layanan perpustakaan yang bersumber dari Dana Alokasi Khusus (DAK) subbidang perpustakaan. Pembangunan gedung tiga lantai tersebut dikucurkan pemerintah pusat pada tahun anggaran 2021 sebesar Rp10 miliar. Peresmian gedung dilakukan oleh Deputi Bidang Pengembangan Sumber Daya Perpustakaan, Perpustakaan Nasional RI (Perpusnas), Deni Kurniadi, dan Bupati Batang Hari, Muhammad Fadhil Arief, di Kabupaten Batang Hari, Jambi, Kamis (7/7/2022). Peresmian dirangkaikan dengan penandatanganan nota kesepakatan antara Perpusnas dan Pemkab Batang Hari, serta nota kesepahaman antara Perpusnas dan STIE Graha Karya serta STIP Graha Karya. Selain itu, diselenggarakan talk show Peningkatan Indeks Literasi Masyarakat. Deputi Deni menyatakan, unsur pemerintah, pemerintah daerah, dan masyarakat mempunyai kewajiban untuk memfasilitasi kegiatan warga negara Indonesia, termasuk tersedianya perpustakaan. Perpustakaan sendiri mempunyai posisi yang sangat strategis di dalam mewujudkan masyarakat pembelajar. Pasalnya, perpustakaan bertugas mengumpulkan, mengelola, menyediakan rekaman pengetahuan untuk dibaca dan dipelajari oleh masyarakat. “Dan melalui perpustakaan, masyarakat dapat mengakses pengetahuan yang mereka butuhkan, di mana perpustakaan dapat dikatakan menjadi sarana dalam mewujudkan keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia,” jelasnya usai peresmian. Saat ini, perpustakaan didorong untuk memberikan manfaat dalam kehidupan masyarakat melalui program transformasi perpustakaan berbasis inklusi sosial. Perpustakaan berperan dalam menyejahterakan masyarakat melalui koleksi yang diberdayagunakan di perpustakaan. Mengusung tagline, literasi untuk kesejahteraan, program transformasi perpustakaan sudah diampu oleh 34 provinsi, lebih dari 300 dinas perpustakaan kabupaten/kota, dan 3.000 desa di Indonesia. “Hal ini untuk mendukung arahan penting Presiden Joko Widodo dan Wakil Presiden Ma'ruf Amin dalam membangun sumber daya manusia unggul untuk mewujudkan Indonesia Maju, di mana visi pembangunan Indonesia adalah mewujudkan masyarakat yang dinamis, produktif, terampil, menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi,” urainya. Dia menegaskan, literasi menjadi fondasi yang kokoh dalam membentuk cognitive skill, kepekaan sosial, serta produktivitas. Kekinian, Perpusnas mengembangkan lima tingkatan literasi. Pada tingkatan tertinggi yakni tingkatan kelima, literasi memiliki makna bahwa individu yang berliterasi mempunyai ilmu pengetahuan dan keterampilan yang dapat diimplementasikan untuk menciptakan barang dan jasa yang dapat digunakan dalam kompetisi global. “Literasi sangat dibutuhkan agar Indonesia tidak lagi menjadi pasar dari negara-negara maju. Tentu saja bangsa yang maju tidak semata membangun terpaku pada modal sumber daya alam melainkan sumber daya manusia yang literat, yang secara berkesinambungan dibutuhkan dalam pengembangan iptek,” tandasnya. Usai peresmian, Bupati Fadhil menyampaikan terima kasih kepada Kepala Perpusnas. Kini, kabupatennya memiliki gedung perpustakaan dan sudah dapat dimanfaatkan oleh masyarakat. Untuk mengisi kelengkapan Perpusnas, dia berharap tambahan bantuan dari Perpusnas. “Tapi tentunya dari hasil peninjauan, masih banyak yang perlu kita sempurnakan. Kalau masih ada yang mau dibantu, ya terima kasih karena banyak keterbatasan-keterbatasan dari kekuatan fiskal Kabupaten Batanghari,” ungkapnya. Dia mengajak seluruh elemen untuk meningkatkan literasi masyarakat Kabupaten Batang Hari. Menurutnya, kesuksesan dapat diraih apabila individu mau meningkatkan kemampuan literasinya. “Salah satu indikator orang yang membaca dengan baik adalah dia tidak bisa dibodohi orang lain, dia tidak bisa ditipu orang lain, dia tidak bisa dimanipulasi orang lain, dan dia tidak akan percaya dengan fitnah, hoaks, karena dia punya informasi yang utuh terhadap suatu hal,” tukasnya. Dia menyebut, profesi utama masyarakat Kabupaten Batang Hari adalah pekerja perkebunan. Kabupaten yang berada di Provinsi Jambi ini merupakan penghasil kelapa sawit. Untuk itu, dia mendorong agar para petani, khususnya kelapa sawit, meningkatkan pengetahuannya. “Dengan pengetahuan, petani hidupnya lebih mudah, dia tahu cara merawat tanaman yang baik. Di sini, produktivitas perkebunan kita, khususnya kelapa sawit, masih sangat rendah,” ujarnya. Dikhususkan produktivitas petani swadaya kebun kelapa sawit di Kabupaten Batang Hari, yang disebutnya masih rendah. Setiap bulan, petani swadaya menghasilkan tujuh kuintal per hektare per bulan. Hal ini masih jauh dari kondisi ideal yakni tiga ton per hektare per bulan yang justru dinikmati oleh perusahaan besar. “Di mana masalahnya? Pengetahuan petani kita tidak cukup komprehensif. Dia tidak tahu bagaimana memilih bibit yang baik. Bagaimana cara menanam yang baik, bagaimana membersihkan lahan yang baik, bagaimana membuat pupuk menjadi efektif dan efisien,” katanya. Untuk itu, dia mengajak semua pihak agar menggerakkan literasi. Dia mendorong para pegawai pemerintah agar bergerak lebih dulu. Secara khusus dia meminta dinas perpustakaan agar membuat perpustakaan menjadi tempat yang menarik, melalui kegiatan yang kekinian, sehingga masyarakat mau datang berkunjung. Sementara itu, Lektor Kepala Fakultas Pertanian, Universitas Jambi, Mursalin, mengungkapkan Indonesia merupakan eksportir terbesar minyak kelapa sawit. Dia menyebut, minyak kelapa sawit memiliki potensi nilai ekonomi yang besar. Namun, yang banyak diproduksi di Indonesia justru yang nilainya secara ekonomi paling rendah yakni CPO dan PKO. “Yang paling sedikit diproduksi tapi nilainya paling tinggi dengan harga paling tinggi itu adalah produk turunan sawit untuk dijadikan bahan kosmetik,” jelasnya. Pada 2045, Indonesia menargetkan menjadi pusat produsen dan konsumen produk turunan minyak sawit dunia sehingga mampu menjadi penentu harga CPO global. Atase Pendidikan dan Kebudayaan KBRI, Tokyo, Jepang, Yusli Wardiatno, menjelaskan literasi sangat berperan penting terhadap kemajuan sebuah negara. Dia menjelaskan, Jepang dikenal sebagai negara dengan literasi yang baik. “Penelitian OECD (Organization for Economic Cooperation and Development) terhadap 166.000 orang partisipan dari total 24 negara di dunia dengan rentang usia 16-65 tahun menyimpulkan bahwa orang dewasa Jepang memiliki kemampuan lebih dalam mengolah informasi dan mencari teks-teks padat dibanding orang-orang yang berasal dari negara lain,” ujarnya. Budaya membaca di Jepang, menurutnya, dibangun sejak usia dini. Hal ini dilakukan oleh seluruh unsur masyarakat, mulai dari orang tua, sekolah, penulis atau penerjemah, penerbit buku, hingga pemerintah. Anak di Jepang mengenal buku sejak lahir. Pemerintah setempat memiliki program memberikan hadiah buku kepada anak yang baru lahir. Buku dibagikan kepada ibu yang mengantar anaknya untuk imunisasi pertama. “Jepang mulai pergerakan literasi sejak abad 17. Sekitar tahun 1830-1844 Terakoya sudah berkembang di seluruh Jepang, dan pada awal Meiji atau tahun 1868, jumlahnya lebih dari 15.000. Terakoya adalah tempat anak-anak masyarakat biasa, belajar membaca, menulis, dan berhitung,” pungkasnya. Hasilnya, pada 1913, Jepang berhasil menjadi salah satu produsen buku terbesar di dunia. Dia menilai, Indonesia memiliki potensi untuk menyukseskan literasi masyarakat. Pasalnya, Indonesia memiliki 164.610 perpustakaan. Angka ini lebih tinggi dibandingkan Jepang yang memiliki 3.360 gedung perpustakaan. Reporter: Hanna Meinita Fotografer: Ahmad Kemal Nasution

Gedung Baru Layanan Perpustakaan di Kabupaten Batang Hari

3 Juni 2021 – Wakil Walikota Bukittingi Bpk. Marfendi mengunjungi Gedung Fasilitas Layanan Perpustakaan Nasional RI yang berlokasi di Jl. Medan Merdeka Selatan No.11 Jakarta Pusat. Rombongan yang berjumlah 7 orang tiba sekitar pukul 10.30 WIB.Sebelum rombongan berkeliling ke Gedung Fasilitas Layanan Perpustakaan Nasional RI, terlebih dahulu rombongan melihat-lihat layanan Grha Literasi di Bangunan Cagar Budaya (BCB) dan dipandu oleh Ketua Kelompok Layanan Grha Literasi, Muhamad Noor Rohman. Setelah melihat-lihat koleksi yag ada di Grha Literasi, selanjutnya rombongan berkeliling ke Layanan Perpusnas RI. Selain dipandu oleh Sdr. Muhamad Noor Rohman, juga dipandu oleh Ketua Kelompok Layanan Kunjungan dan Tour Perpustakaan Yayi Swastikaningtyas Insani. Adapun layanan yang dikunjungi antara lain:<ol><li class="ql-align-justify">Lantai 7 Layanan Anak dan Layanan Lansia dan Disabilitas</li><li class="ql-align-justify">Lantai 9 Layanan Naskah Nusantara</li><li class="ql-align-justify">Lantai 21 &amp; 22 Layanan Monograf Terbuka</li><li class="ql-align-justify">Lantai 24 Layanan Budaya Nusantara</li></ol> Tour ke layanan Perpusnas RI selesai sekitar pukul 12.00 WIB. Selanjutnya Bpk Wakil Walikota Bukittinggi dan rombongan bertolak ke Perpustakaan Nasional RI Jl. Salemba Raya 28A Jakarta Pusat untuk bertemu dengan Kepala Perpustakaan Nasional RI, Drs. Muhammad Syarif Bando, MM untuk melakukan koordinasi dan konsultasi.

Wakil Walikota Bukittinggi Mengunjungi Gedung Fasilitas Layanan Perpustakaan Nasional RI

Pencarian

Berita Lainnya

Kunjungan Sekretaris Daerah Provinsi Lampung ke Perpustakaan Nasional RI

Seri Diskusi Naskah Nusantara ke-16: “Uttaraśabda sebagai Konsep Keselamatan dan Akhir Zaman”

KELOMPOK LAYANAN SURAT KABAR LAMA– PENELUSURAN INFORMASI LAYANAN SURAT KABAR LAMA TERJILID SALEMBA

Peran Perpustakaan Nasional RI dalam mewujudkan Sustainable Development Goals

Sosialisasi Pemanfaatan Layanan Digital Perpusnas di Riau

Gedung Baru Layanan Perpustakaan di Kabupaten Batang Hari

08.00-21.00 WIB

09.00-16.00

Tutup

Detail Berita

Wakil Walikota Bukittinggi Mengunjungi Gedung Fasilitas Layanan Perpustakaan Nasional RI

Pencarian

Berita Lainnya