Berita pujasintara

Seri ke-20 Diskusi Naskah Kuno Nusantara

Image

Medan Merdeka Selatan, Jakarta – Perpustakaan Nasional bekerjasama dengan Masyarakat Pernaskahan Nusantara (Manassa) menggelar Seri ke-20 Diskusi Naskah Kuno Nusantara yang membahas “Kabuyutan dan Keutamaan Sanghyang Siksa Kandang Karesian: Teks Sunda Kuna dalam Dua Media Tulis”

Pembicara: Ilham Nurwansah, M. Pd (Pakar Filologi Sunda, Manassa Jawa Barat)

Sanghyang Siksa Kandang Karesian
Sanghyang Siksa Kandang Karesian adalah teks Sunda kuno berbentuk prosa didaktis yang membahas bagian aturan atau ajaran tentang hidup arif berdasarkan darma. Isinya bersifat ensiklopedis, memberikan gambaran tentang pedoman moral umum untuk kehidupan bermasyarakat pada masa itu, termasuk berbagai ilmu yang harus dikuasai sebagai bekal kehidupan praktis sehari-hari. Karena keistimewaan kandungan isinya, Sanghyang Siksa Kandang Karesian diusulkan sebagai salah satu nominasi Memory of the World (MoW) UNESCO pada akhir 2019 lalu.
Terdapat dua buah naskah Sanghyang Siksa Kandang Karesian dalam koleksi Perpustakaan Nasional Republik Indonesia. Naskah pertama berkode 16 L 630 ditulis pada daun gebang (Latin: Corypha gebanga ) dengan aksara Kawi Kuadrat Barat (Buda/Gunung) dan bahasa Sunda kuno menggunakan tinta. Naskah ini bertiti mangsa nora(0) catur(4) sagara(4) wulan(1) atau 1440 Saka setara dengan 1518 Masehi. Identitas penulis dan tempat penulisan tidak diketahui. Naskah kedua, yaitu 69 L 624 ditulis pada daun lontar (Latin: Borassus flabellifer ) dengan aksara dan bahasa Sunda kuno menggunakan pisau pangot. Naskah ini ditulis pada, Selasa (Anggara Manis) di Nusakrata, tanpa tahun dan identitas penulis.
Berdasarkan keterangan naskah Sunda kuno Sanghyang Sasana Maha Guru (kode naskah 15 L 621) diketahui bahwa teks (sastra) yang ditulis di atas gebang dimaksudkan sebagai kabuyutan ( pikabuyutaneun ). Sedangkan tulisan di atas lontar bukan untuk kabuyutan, namun sebagai sarana untuk mendapatkan keutamaan ( meunang utama ). Keberadaan naskah Sanghyang Siksa Kandang Karesian yang ditulis pada media gebang dan lontar menjadi menarik untuk didiskusikan, karena menduduki kedua fungsi tersebut, yaitu sebagai kabuyutan dan sebagai keutamaan.


Kegiatan Diskusi Naskah Nusantara adalah kegiatan rutin bulanan yang diselenggarakan Kelompok Pengkajian dan Pengembangan Naskah Nusantara, Bidang Layanan Koleksi Khusus (LKK) bekerjasama dengan Masyarakat Pernaskahan Nusantara (Manassa), organisasi profesi filolog dan peneliti naskah. Semua diskusi yang telah berlangsung dapat disaksikan kembali di channel Youtube Perpustakaan Nasional.