Berita pujasintara

Sujarko Chrisdianto, Pengawal Koleksi Surat Kabar Langka

Image

Tahun 2021 menjadi momentum bersejarah bagi Sujarko Chrisdianto. Pada Februari tahun ini, Sujarko memasuki masa purnabakti setelah tiga puluh enam tahun mengabdi sebagai Pegawai Negeri Sipil. Dalam pengabdiannya, sosok pria kelahiran Kediri itu tidak dapat dilepaskan dari koleksi surat kabar langka Perpustakaan Nasional.

Ketika mengikuti tes di Istora Senayan bersama ribuan pelamar lainnya, Sujarko tidak mengira akan diterima bekerja di lingkungan Direktorat Jenderal Kebudayaan Departemen Pendidikan dan Kebudayaan pada tahun 1985, apalagi hanya berbekal ijazah SMP. Sekitar satu tahun kemudian, ia dipindahtugaskan ke Perpustakaan Museum Pusat di Medan Merdeka Barat. “Tetapi untuk apel pagi, saya harus tetap datang ke Jalan Cilacap (kantor Ditjen Kebudayaan pada waktu itu -pen),” kenangnya. 

Perpustakaan Museum Pusat merupakan salah satu bagian dari Perpustakaan Nasional. Perpustakaan ini menyimpan berbagai koleksi seperti buku, majalah, surat kabar, dan peta langka sejak zaman Bataviaasch Genootschap van Kunsten en Wetenschappen. Seluruh koleksi tersebut disimpan dalam ruangan khusus bersebelahan dengan ruangan petugas. Sedangkan untuk ruang baca disediakan ruangan terpisah dengan satu petugas jaga. Untuk memesan koleksi, pengunjung mengisi bon permintaan kemudian diserahkan kepada petugas jaga untuk diteruskan kepada petugas yang mengambilkan koleksi tersebut. Sujarko merupakan salah satu pegawai muda dibandingkan petugas perpustakaan lainnya.

“Ruangannya tidak sebesar sekarang, tetapi cukup untuk menyimpan koleksi,” ceritanya. Menurut Sujarko, penjajaran koleksi surat kabar saat itu tidak secara horizontal seperti saat ini, melainkan vertikal dengan susunan rak yang tinggi dan terbuat dari kayu. Untuk mengambil koleksi di bagian atas memerlukan tangga. 

Pada 1989, Perpustakaan Nasional RI berpisah dari Departemen Pendidikan dan Kebudayaan dan resmi menjadi Lembaga Pemerintah Non Departemen. Oleh sebab itu, koleksi dari Perpustakaan Museum Pusat ikut dipindahkan bersama koleksi lainnya ke Gedung Perpustakaan Nasional di Jalan Salemba Raya No. 28A, Jakarta Pusat. Sujarko pun ditempatkan di bagian layanan koleksi surat kabar langka yang berlokasi di lantai 8 dan 9 Blok C. Selintas ruangan ini terkesan rahasia karena tidak dapat diakses lewat lift, melainkan harus melewati tangga dari lantai 7. Saat itu, ruang baca terletak di lantai 9 bersebelahan dengan koleksi, tetapi kemudian dipindahkan ke lantai 8, dan kini di lantai 7 pada gedung yang sama. 

Konten yang unik serta ditulis dengan ejaan yang tidak ditemui lagi dalam koleksi modern membuat Sujarko jatuh hati pada koleksi surat kabar langka. Selain itu, ia juga menyukai koleksi surat kabar daerah khususnya yang berbahasa Jawa. Selama bekerja di bagian koleksi surat kabar langka, Sujarko terlibat dalam sejumlah kegiatan, seperti pembuatan indeks artikel surat kabar. Yang juga berkesan adalah pameran koleksi karikatur Agustinus Sibarani pada tahun 2014, di mana ia berperan dalam pengumpulan karikatur yang sebagian besar dimuat dalam harian Bintang Timur.

Selepas pensiun, keinginannya sederhana saja. “Saya hanya ingin bercocok tanam serta menemani istri berjualan kecil-kecilan.” Saat ini Sujarko tinggal bersama istri dan kedua putrinya. Sujarko berharap agar generasi muda yang ada di Perpustakaan Nasional sekarang lebih sukses dari generasinya. Selain itu, ia juga berharap agar tali komunikasi tidak terputus meskipun ia sudah tidak lagi menjadi pegawai Perpusnas. “Saya siap dihubungi kapan saja jika sewaktu-waktu diperlukan,” pungkasnya. 


Penulis: Khusnul Khatimah / Ilustrasi: Syahrul