Bupati Dairi Dr. Eddy Keleng Ate Berutu dan Wakil Bupati Hulu Sungai Selatan Syamsuri Arsyad, S.AP, pada Senin 28 Juni 2021 mengadakan kunjungan dinas ke Perpustakaan Nasional RI di Jalan Medan Merdeka Selatan No.11 Jakarta Pusat dalam rangka koordinasi pengembangan bidang perpustakaan bersama Kepala Perpustakaan Nasional RI.Kunjungan ini diterima langsung oleh Drs. Muhammad Syarif Bando, MM dan Drs. Deni Kurniadi, M. Hum selaku Deputi Bidang Pengembangan Sumber Daya Perpustakaan Perpusnas RI di ruang rapat pimpinan di lantai 5 gedung Pusat Jasa Informasi dan Pengelolaan Naskah Nusantara.Dalam kesempatan kali ini Bupati Dairi dan Wakil Bupati Hulu Sungai juga menyempatkan diri untuk membuat kartu keanggotaan Perpusnas RI yang sekarang telah terintegrasi dengan Nomor Induk Kependudukan (NIK) dan disebut dengan KARTU SAKTI yang telah diresmikan pada Jumat, 25 Juni 2021 yang lalu.Selain itu, Bupati Dairi dan Wakil Bupati Hulu Sungai juga diajak berkeliling layanan dan dipandu secara langsung oleh Kepala Perpusnas RI ke beberapa layanan yang ada di Pusjasintara, diantaranya Layanan Anak di lantai 7 dan Layanan Budaya Nusantara di lantai 24.Dalam testimoninya, Bupati Dairi mengaku sangat terinspirasi oleh Perpustakaan Nasional RI dan ingin menceritakan tentang pengalamannya berkunjung ke Perpusnas RI kepada masyarakat Dairi, iapun mengaku ingin tinggal lebih lama dalam kunjungannya itu.Sementara Wakil Bupati Hulu Sungai menyebutkan dalam testimoninya bahwa Perpusnas RI sangat luar biasa dan mampu membuat generasi muda menjadi lebih dekat dengan Perpustakaan.

Kunjungan Bupati Dairi dan Wakil Bupati Hulu Sungai Selatan ke Perpusnas RI.

23 Agustus 2021Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (KemenpanRB) melakukan kegiatan penilaian evaluasi kinerja pelayanan publik di Perpustakaan Nasional (Perpusnas) pada tanggal 23 Agustus 2021. Unit Pelayanan Publik (UPP) yang dinilai dari Perpusnas adalah Pusat Jasa Informasi Perpustakaan dan Pengelolaan Naskah Nusantara (Pujasintara). Pujasintara telah menjadi UPP yang dinilai KemenpanRB sejak tahun 2018. Berikut Indeks Pelayanan Publik (IPP) yang diterima Pujasintara:<ul><li class="ql-align-justify">2018: 3,65</li><li class="ql-align-justify">2019: 3,72</li><li class="ql-align-justify">2020: 4,03</li></ul>Di tahun 2020, Pujasintara mendapatkan piagam penghargaan sebagai penyelenggara pelayanan publik kategori “sangat baik”. Berikut ini adalah penilaian dari 6 aspek di tahun 2020:<ul><li class="ql-align-justify">Kebijakan pelayanan: 3,8 (B)</li><li class="ql-align-justify">Profesionalisme SDM: 3,69 (B)</li><li class="ql-align-justify">Sarana dan Prasarana: 4,8 (A)</li><li class="ql-align-justify">SIPP: 4,07 (A-)</li><li class="ql-align-justify">Konsultasi &amp; Pengaduan: 4,15 (A-)</li><li class="ql-align-justify">Inovasi: 3,75 (B)</li></ul>“Kami berharap di tahun keempat penilaian UPP ini KemenpanRB dapat memberikan penilaian Pujasintara sebagai penyelenggara pelayanan publik dengan kategori pelayanan prima,” ungkap Teguh Purwanto, Kepala Pujasintara saat menerima tim penilai UPP dari KemenpanRB.

Evaluasi Kinerja Pelayanan Publik Perpustakaan Nasional

Berdasarkan Surat Edaran Sekretaris Utama Perpustakaan Nasional RI Nomor 4 Tahun 2023 tentang Jam Kerja Pegawai Aparatur Sipil Negara pada Bulan Ramadhan 1444H / Tahun 2023 di Lingkungan Perpustakaan Nasional RI maka terjadi penyesuaian terhadap jam layanan Perpusnas sebagai berikut:Senin - Kamis 08:00 - 15:00 WIBJumat 08:00 - 15:30 WIBSabtu - Minggu 09:00 - 15:00 WIB*Hari Libur Nasional dan Cuti Bersama Tutup Sahabat Perpusnas dapat menyesuaikan waktu kunjungan selama ramadan sesuai jam layanan yang tertera. Mari kita tingkatkan ibadah kita di bulan ramadan ini dan menebar manfaat untuk sesama

Jam Layanan Perpusnas Selama Ramadan 1444H / 2023 Masehi

Medan Merdeka Selatan, Jakarta—Naskah merupakan hasil peradaban dunia yang patut dibanggakan. Tanpa adanya naskah-naskah di masa lampau, peradaban dunia tidak akan berwarna. Salah satu naskah Nusantara yang mendunia adalah Cerita Panji. Epos naskah/cerita Panji mirip dengan epos cerita Mahabarata dari India. Kepopuleran Cerita Panji dengan menarik perhatian para peneliti internasional, khususnya dari Eropa.Cerita Panji merupakan cerita roman yang memiliki nilai universal. Cerita Panji terjadi pada masa Kerajaan Kediri di Jawa Timur. Tokoh utama dalam Cerita Panji tersebut adalah Raden Panji Inu Kertapati dan Dewi Candrakirana.Kisah Panji/Inao yang terkenal pertama kali muncul pada abad ke-14 di Jawa Timur, tepatnya di Kediri, lalu menjadi sangat populer dan menyebar ke pulau-pulau lain di Indonesia, seperti Bali, Lombok, Kalimantan, dan Jawa. Kisah Panji menginspirasi perkembangan seni pertunjukan, seperti tarian, teater, wayang dan topeng. Literatur dan seni pertunjukan yang kemudian menyeberangi lautan ke negara lain di kawasan ASEAN, seperti Malaysia, Thailand, Myanmar, Kamboja, Laos, dan Vietnam.Direktur Kesenian Direktorat Jenderal Kebudayaan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Wijaya mengatakan Cerita Panji adalah warisan kekayaan luar biasa dari Indonesia. Cerita Panji layaknya epos Mahabharata dan Ramayana merupakan pahlawan diplomasi dan bisa menjadi cerita sukses dan viral dimana-mana dari generasi ke generasi.Pascadiakui sebagai Ingatan Dunia (memory of the world) oleh UNESCO tugas bersama selanjutnya, khususnya pemerintah adalah melakukan pembinaan dan merevitalisasi Cerita Panji agar pas dengan generasi milenial. Orang tua perlu mengenalkan cerita rakyat kepada anak-anak agar diketahui. “Namun, perlu kreativitas bagaimana mengemas kandungan Cerita Panji agar tidak sekedar diketahui generasi muda saat ini tapi mampu dipahami dan diaplikasikan dalam keseharian,” terang Wijaya.Sekedar informasi, berdasarkan sertifikat Memory of the World (MoW) UNESCO tanggal 30 Oktober 2017, ditetapkan bahwa Naskah Cerita Panji (Panji Tales Manuscripts) yang merupakan joint nomination dari beberapa Perpustakaan Nasional (Indonesia, Malaysia, Kamboja, Belanda, serta dukungan dari British Library), sebagai Memory of the World (Ingatan Dunia). Cerita Panji melengkapi deretan warisan dokumenter Indonesia yang berhasil mendapatkan penghargaan serupa dari UNESCO, seperti Negarakertagama, Babad Dipanegara, dan I La Galigo.Seminar Internasional Cerita Panji adalah bagian dari Festival Panji yang digelar secara gotong royong oleh Kemendikbud, Perpustakaan Nasional, Pemprov Jawa Timur, Pemprov DI Yogyakarta, dan Pemprov Bali di delapan kota, antara lain Denpasar, Surabaya, Malang, Blitar, Tulungagung, Kediri, Yogyakarta, dan Jakarta.Perpustakaan Nasional secara khusus telah menyimpan ratusan ribu naskah Panji dengan berbagai aksara dari berbagai daerah. Secara khusus Kepala Perpusnas Muhammad Syarif Bando mengaku bangga sosialisasi ataupun pembahasan mengenai Cerita Panji sudah berlangsung berkesinambungan.Kepala Perpusnas menambahkan bukan sesuatu hal yang aneh jika Indonesia sebagai bangsa yang besar banyak memiliki kebudayaan yang hebat dan bernilai tinggi. Contohnya, Candi Borobudur dan Prambanan yang sudah dikenal sebagai salah satu identitas nusantara yang mendunia.“Cerita Panji, meski berlatar belakang budaya Jawa, tepatnya di wilayah Kediri pada abad ke-12 tapi mampu memberikan pengetahuan tentang negara, sistem pemerintahan dan sebagainya selain kisah cintanya yang sarat emosional,” tambah Muhammad Syarif.Seminar Internasional Panji digelar Perpusnas selama dua hari (10/7-11/7), menghadirkan sepuluh nara sumber, diantaranya Wardiman Djojonegoro (Indonesia), Nooriah Mohamed (Malaysia), Roger Tol (Belanda), Lydia Kieven (Jerman), dan Rujaya Abikhom (Thailand). Seminar internasional diikuti lebih dari 200 peserta dari K/L, kalangan dosen dan mahasiswa ilmu budaya, para peneliti, atase kebudayaan di sebagian negara ASEAN dan Eropa.Selain seminar internasional juga diselenggarakan pameran lukisan Panji sepanjang 60 meter tanpa putus, kedai buku, workshop preservasi, lomba mewarnai Cerita Panji di tingkat Jabodetabek.Reportase : Hartoyo Darmawan

Seminar Internasional Cerita Panji 2018 : Ingatan Dunia yang Perlu Dikemas Agar Digemari Masyarakat Milenial

Penanaman literasi informasi harus sudah ditanamkan sedini mungkin di usia sekolah sebagai modal dasar bagi para siswa dalam menjawab tantangan di era informasi. Sejalan dengan itu, Perpustakaan Nasional RI menyelenggarakan kelas literasi dalam bingkai layanan bimbingan pemustaka online bersama SMAS Kristen Villa Taman Bandara. Kegiatan ini berlangsung selama empat hari berturut – turut dimulai pada hari Senin 30 Agustus 2021 sampai dengan 2 September 2021.Hari Pertama para siswa diperkenalkan mengenai Perpustakaan dan layanan yang bisa dimanfaatkan oleh para siswa untuk menunjang kegiatan eksplorasi dan kreatifitas. Peserta dijelaskan mengenai layanan, koleksi dan fasilitas Perpustakaan nasional. Hari pertama dibawakan oleh Ariena Delia Sari selaku pustakawan, membimbing para peserta mendaftar menjadi anggota Perpustakaan Nasional. Penjelasan mengenai cara menelusus koleksi menggunakan katalog online (OPAC) serta fitur virtual card disampaikan dengan baik oleh beliau.Tema Hari Kedua yakni&nbsp;Hoax it’s not my type.&nbsp;Para siswa mendapatkan edukasi dalam mendeteksi berita palsu sehingga diharapkan para siswa tidak menjadi korban hoaks atau penghubung dari berita hoaks. Dihari kedua para siswa dijelaskan jenis – jenis berita hoaks dan ciri – cirinya serta cara deteksi berita hoaks. Diakhir pemaparan, Sutrilastio selaku narasumber memberikan tips agar terhindar dari berita hoaks salah satunya adalah dengan banyak membaca dan memanfaatkan perpustakaan.Hari Ketiga para siswa diperkenalkan aplikasi untuk membaca buku digital di iPusnas. Para peserta langsung dibimbing untuk menginstal aplikasi dan mendaftar menggunakan akun facebook atau email. Ibu Yuli Maryani selaku narasumber membimbing para siswa secara bertahap untuk menelusur koleksi dan membaca buku di Aplikasi iPusnas.Hari Keempat merupakan hari terakhir rangkaian acara kelas literasi dengan materi penelususran informasi bahan bacaan atau bahan rujukan melalui sumber – sumber informasi terbuka yang bisa diakses para siswa diantaranya, eresources perpusnas,&nbsp;DOAJ, DOAB, Google Scholar&nbsp;dan&nbsp;Garuda RistekBrin.Kegiatan ini dilakukan secara daring melalui virtual zoom meeting dan live streaming melalui kanal Youtube WBS Radio Perpusnas. Terima kasih kami sampaikan kepada para Siswa, dewan guru dan Kepala Sekolah SMAS Kristen Villa Taman Bandara atas kerja samanya. Kami pun mengundang kepada para pelajar dan tenaga pendidik disekolah masing – masing diseluruh Indonesia untuk mengadakan kelas literasi sekolah dengan menghubungi unit layanan Bimbingan Pemustaka dan Literasi Informasi melalui email:&nbsp;<a href="mailto:bpli@perpusnas.go.id" rel="noopener noreferrer" target="_blank">bpli@perpusnas.go.id</a>. Kegiatan ini gratis tanpa dipungut biaya. Mari kita tanamkan literasi informasi sejak dini, Salam Sehat Salam Literasi.

Layanan Bimbingan Pemustaka dan Literasi Informasi bersama SMAS Kristen Villa Taman Bandara

Medan Merdeka Selatan, Jakarta&nbsp;– Kegiatan Diskusi Naskah Nusantara adalah kegiatan rutin bulanan yang diselenggarakan Kelompok Pengkajian dan Pengembangan Naskah Nusantara, Bidang Layanan Koleksi Khusus (LKK) bekerjasama dengan Masyarakat Pernaskahan Nusantara (Manassa), organisasi profesi filolog dan peneliti naskah. Seri Diskusi Naskah ke-16 kali ini mengulas lebih lanjut bagaimana isi teks Uttaraśabda dengan narasumber pembicara Dr. Abimardha Kurniawan, peneliti naskah-naskah Merapi-Merbabu&nbsp;Korpus Uttaraśabda sendiri di dunia kurang lebih ada sebanyak 26 naskah, 8 di antaranya ada di Perpusnas RI, yaitu koleksi CS. Naskah Merapi-Merbabu koleksi Perpustakaan Nasional RI telah lama menjadi sorotan para Peneliti dari dalam dan luar negeri. Naskah-naskah yang diciptakan di skriptoria atau tempat penulisan naskah di sekitar lereng Gunung Merapi dan Merbabu ini menggunakan aksara yang berkesan “arkais,” tidak seperti aksara Jawa yang dikenal saat ini. Aksara tersebut dikenal dengan aksara buda atau tulisan gunung. Ada sekitar 350-an naskah Merapi-Merbabu koleksi Perpustakaan Nasional RI. Salah satunya yaitu Uttaraśabda yang memiliki lima varian teks. Variasi-variasi bacaan tersebut selanjutnya dapat menjadi tolak ukur bagaimana perubahan-perubahan pandangan masyarakat pengguna naskah.Pembahasan tentang Uttaraśabda pada dasarnya membawa kita kepada salah satu karakteristik karya “tutur” yang berisi ajaran tentang teologi, kosmologi, dan soteriologi. Teks Uttaraśabda menguraikan pandangan tentang situasi pada periode kehancuran (sanghara), di mana terjadi begitu banyak terjadi peperangan, wabah penyakit, serta bencana lainnya di alam manusia. Teks Uttaraśabda menjabarkan teori dan praktik, semuanya bermuara kepada konsep keselamatan (soteriologi) melalui praktik pembacaan mantra yang disebut “maweda.” Uttaraśabda menempati posisi penting sebagai teori untuk khazanah tekstual dalam koleksi Merapi-Merbabu yang kaya akan teks-teks mantra. Karena itulah teks ini tidak bisa diabaikan ketika ingin melihat perubahan pandangan keagamaan yang terjadi secara paradigmatik (historis) maupun sintagmatik. Dan tentunya, yang terpenting, merekonstruksi kehidupan keagamaan masyarakat di lingkungan pengunungan Jawa yang selama ini masih belum diketahui secara utuh, khususnya di lingkungan skriptoria Merapi-Merbabu.Uttaraśabda secara umum berisi konsep keselamatan di zaman kehancuran atau kekacauan. Uttaraśabda merupakan salah satu karya yang masuk ke dalam kategori “tutur.” Karya naskah “tutur” (ingatan memori) dikonsepkan sebagai karya-karya yang berisi ajaran filosofis-relijius (Pigeud, 1967). Sedangkan teks dalam Uttaraśabda berisikan dialog-dialog yang membahas mengenai konsep theologi, kosmologi dan soteriologi.Menurut Uttaraśabda cara untuk selamat serta terhindar dari bencana dan kehancuran adalah dengan cara kembali ke pada awal mula proses penciptaan itu sendiri, atau re-creation. Konsep soteriologi dalam uttarasabda dapat dianggap sebagai jawaban atas tantangan zaman pada masanya.

Seri Diskusi Naskah Nusantara ke-16: “Uttaraśabda sebagai Konsep Keselamatan dan Akhir Zaman”

Hari/Tanggal : Senin, 10 Juni 2019Rapat dan Silaturahim bidang Kerja sama dan otomasi di hadiri oleh Kepala Bidang Kerja sama dan Otomasi, Kasubbid Otomasi dan Kasubbid Kerja sama serta staf Bidang Kerja sama.

Rapat dan Silaturahim Bidang Kerja sama dan Otomasi

Pencarian

Berita Lainnya

Kunjungan Bupati Dairi dan Wakil Bupati Hulu Sungai Selatan ke Perpusnas RI.

Evaluasi Kinerja Pelayanan Publik Perpustakaan Nasional

Jam Layanan Perpusnas Selama Ramadan 1444H / 2023 Masehi

Seminar Internasional Cerita Panji 2018 : Ingatan Dunia yang Perlu Dikemas Agar Digemari Masyarakat Milenial

Layanan Bimbingan Pemustaka dan Literasi Informasi bersama SMAS Kristen Villa Taman Bandara

Seri Diskusi Naskah Nusantara ke-16: “Uttaraśabda sebagai Konsep Keselamatan dan Akhir Zaman”

08.00-21.00 WIB

09.00-16.00

Tutup

Detail Berita

Rapat dan Silaturahim Bidang Kerja sama dan Otomasi

Pencarian

Berita Lainnya